Tribratanewsntt.com
,-Duka Surabaya, duka Indonesia juga menjadi duka bagi seluruh masyarakat yang ada di Sumba.
Belum hilang duka akibat gugurnya 5 Pahlawan Polri di Mako Brimob, kini kembali terjadi tragedi bom pada 3 gereja di Surabaya, Rusunawa Sidoarjo dan Mapolrestabes Surabaya.
Sungguh merupakan aksi biadab yang dilakukan oleh orang-orang tak bertanggung jawab yang mengatasnamakan agama dengan tujuan memecah belah Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia.
Ikut merasakan duka mendalam para keluarga dan korban luka-luka serta sebagai wujud penghormatan terakhir bagi para korban meninggal dunia, malam ini Senin (14/05/2018) seluruh masyarakat Sumba bersatu padu menggelar Doa Bersama di Lapangan Mandaelu Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat.
Dipenuhi warga Sumba yang ikut mendoakan para korban ledakan bom Surabaya, turut hadir di Lapangan Mandaelu Waikabubak Bupati Sumba Barat, Wakil Bupati Sumba Barat, Kapolres Sumba Barat AKBP Gusti Maychandra Lesmana, S.IK, MH, Waka Polres Sumba Barat Kompol Yohanis Nisa Pewali, SS, MH, Perwakilan Kodim 1613 Sumba Barat, Kajari Sumba Barat, Forkompimda, Muspida, para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
Bertajuk “Kami Tidak Takut dan Siap Melawan Setiap Tindak Kekerasan Atas Nama Apapun“, giat Doa Bersama malam ini berjalan khidmat dan syahdu dengan dihiasi nyala api dari lilin-lilin kecil.
Masyarakat Sumba dengan keanekaragaman budaya, adat istiadat, agama dan kepercayaan ini bersatu padu memenuhi Lapangan Mandaelu untuk mendoakan saudara-saudara kita yang menjadi korban aksi biadab teroris.
Tak hanya berdoa bersama, melalui momentum ini Pemerintah Kabupaten Sumba Barat dan Polres Sumba Barat mengajak seluruh masyarakat untuk selalu waspada tidak takut dengan aksi dan tindakan biadab para teroris ini.
Terkait isu SARA khususnya agama pada tragedi ini, Kapolres menghimbau masyarakat untuk tidak terhasut dan tetap bergandengan tangan dengan seluruh umat beragama yang ada di Sumba.
"Kita harus tetap bersatu, dan jangan biarkan mereka para teroris berhasil mewujudkan tujuan mereka yakni memecah belah dan mengadu domba umat beragama di seluruh penjuru Indonesia" ujar AKBP Gusti.