Tribratanewsntt.com,-
Alumni 212 berencana menggelar kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Monas, Sabtu (2/12/2017).
Acara itu sekaligus reuni akbar 212 atau memperingati satu tahun unjuk rasa menuntut proses hukum terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menodakan agama.
Mengantisipasi hal tersebut Kapolres Sumba Timur AKBP Victor M. T. Silalahi, SH, MH memerintahkan jajarannya untuk melakukan pendekatan dengan menyambangi para tokoh agama yang ada di kota Waingapu.
Kamis, (30/11/17) siang, anggota Satintelkam menyambangi tokoh agama dan tokoh organisasi kepemudaan terkait ada tidaknya warga kabupaten Sumba Timur yang mengikuti reuni aksi 212 tersebut.
Saat menyambangi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Ketua PB NU kabupaten Sumba Timur H. Muhamad Mujahid Algadrie menyampaikan bahwa sampai saat ini belum ada informasi umat muslim yang ada di Sumba Timur untuk mengikuti kegiatan tersebut dan dapat dipastikan bahwa tidak ada warga yang ikut, dikarenakan pada saat aksi bela islam yang lalu pun, tidak ada warga yang ikut.
Sementata itu Ketua GP Ansor sekaligus Ketua Banser kabupaten Sumba Timur Novel Algadrie menyampaikan bahwa untuk anggota GP Ansor dan Banser, dilarang untuk mengikuti kegiatan unjuk rasa, bahkan sudah ada himbauan dari pengurus pusat sejak dari awal aksi bela islam.
” anggota GP Ansor dilarang untuk mengikuti aksi tersebut. Sehingga dapat dipastikan untuk angggota GP Ansor dan Banser, tidak ada yang mengikuti kegiatan reuni 212,” kata Novel.
Hal serupa juga disampaikan Ketua Muhamadiyah kabupaten Sumba Timur H. Ilyas Ismail, SIP, menyampaikan bahwa untuk pengurus Muhamadiyah dan anggotanya tidak ada yang ikut dalam kegiatan tersebut.
” secara organisasi Muhamadiyah tidak mengurusi hal-hal seperti itu. Kalaupun ada anggota Muhamadiyah yang ikut, itu berarti atas nama pribadi bukan organisasi, ” jelasnya.
Hingga saat ini situasi dan kondisi di kabupaten Sumba Timur terkait reuni akbar 212 tersebut masih terpantau aman dan terkendali.